Dear Skripsiku…

21:26 120315

Jadi, setelah seharian kemarin diombang-ambingkan emosinya oleh revisian yg bejibun (bahkan dari awal. Berasa bikin skripsi baru), bawa barang-barang banyak banget (udah kayak tukang kelilingan perabotan rumah), lalu kepanasan oleh suhu Purwokerto, terkena udara lembap hujan badai, dipeluk Zuhrah si murid centil yang banyak mau, lalu pulang dengan putaran roda motor yang gontai, SKRIPSIKU YANG SETEBEL KAMUS ITU HILANG, SODARA-SODARAHAHAHAHA…

Aku pikir dia bakal aman karena kejepit laundry, helm yg baru dicuci, tas isi laptop & kakiku. Namun, nampaknya yg merasakan pening karena emosi bukan cuma aku. Mungkin lemaran kertas tak berdosa itu juga ingin hiburan, jalan-jalan, lalu melepaskan diri dari rombongan bawaanku. Hahaha…

Aku bingung kejadian ilang skripsi ini hars dibilang apa. Aku tau kita harus bersyukur dalam keadaan apapun. So, dengan penuh runduk aku berterimakasih karena yang hilang hanya buku konsul kedua. Hanya ada beberapa poin tanggal revisian yang tercatat di sana dan hampir semua aku ingat. Kecuali tanggal ACC penelitian. Masalah datang ketika nanti pihak dosen atau universitas minta bukti kalo aku udah acc penelitian tanggal sekian atau udah ngadep sekian banyak ke dosen itu.

Soal catatan revisian. Aku juga bersyukur karena Rahal sempet ngerekam saat bimbingan. Padahal biasanya Lanjutkan membaca “Dear Skripsiku…”

Malaikat-malaikat

“Waktunya mandi….! Hayo sini semua, sebelum matahari tenggelam semuanya harus mandi. Yang ga mau mandi, nanti dikelitikin sampe uget-uget kayak ulet loh… Eh, ayo sini jangan pura-pura sembunyi…”

Dua tubuh gempal berlarian kesana-kemari menghindari tangan lentik nan jahil yang mereka tahu betul, akan menggerayangi tubuh sampai tertawa terpingkal-pingkal, jika mereka tidak segera masuk kamar mandi.
Ada yang sembunyi di bawah kolong tempat tidur, ada pula yang di bawah kolong jembatan. Eh, maksudnya kolong mobil.
Lalu berpindah ke balik meja komputer tempat menulis sekarang, dan ada yang di balik tirai. Meski melihat kaki kecil mereka berjingkat seakan tembus pandang, si pemilik tangan-tangan jahil pura-pura buta.

“Haduh, mana yah yang tadi janji mau mandi jam 4. Ah, ya sudah. Padahal kalo sekarang mau mandi, nanti sebelum tidur bakal diceritain dongeng lagi. Ah pergi aja deh, anak-anaknya ga ada…”

Si tangan jahil perlahan menjauhi lokasi mereka bersembunyi.
Perlahan dua kepala menyembul dari balik tirai dan meja komputer. Saling pandang. Lalu berbisik, melancarkan berbagai bahasa isyarat menggunakan ekspresi polos dan tubuhnya yang gemuk.
“Mama, aku mandi…! Tapi gak mau dikitik-kitik ya…”
“Iya Mama, aku mandi…! Nanti malem dongeng apah?” Lanjutkan membaca “Malaikat-malaikat”

Target

Alam semesta berkehendak…

Sebelumnya, maaf kalo isi postingan ini absurd. Memang dibuat bukan untuk dibaca orang banyak kok. Cuma buat mereka yang tahan dengan omong kosongku di sini. Ya, ini cuma buat ngeluarin unek-unek aja. Nothing more…

Kuliah sambil kerja. Sebenarnya merupakan impianku sejak dulu, sebelum menapaki dunia perkuliahan. Bayanganku dulu, keren aja kalo bisa kuliah yang pagi sampe siang nenteng buku-ngerjain tugas-hang out sama temen-temen dan malamnya kerja buat cari uang saku tambahan. Tapi ternyata ga semudah itu.
Lanjutkan membaca “Target”

Bebalmu, Lelahku

http://cunelvasinverguenza.blogspot.com/2013/05/cunelva-is-tired.html http://cunelvasinverguen

221113

“Selayaknya seorang ibu yang lelah setelah seharian mengurus rumah tangga, namun tetap bersenda gurau dengan keluarganya.
Bagai matahari yang senantiasa menyinari bumi.
Seperti beringin tua yang setia memberi keteduhan bagi pengguna jalan.”

Kau pernah memberi perumpamanan seperti itu. Ya, perumpamaan tentang kehadiranku. Singkatnya, kau memohonku jadi penjaga, pendamping, sahabat karib, bahkan musuh bebuyutan. Soulmate katamu lagi.

***
“Why is everyone seems to like you more than me?!”

Kamu sering mengeluh karena lebih banyak orang yang suka sosokku ketimbang dirimu. Itu berlebihan. Bukankah mereka hanya melihat satu wujud?
Let me tell you one thing. They love me more after they know my existence cause your persoality is suck!
Am I enlighten you enough?! Your welcome, by the way.

***
“Berjanjilah untuk terus menjagaku, ”

if I beg you to let it go, would you do it?
dulu kau memohon agar aku menjadi penjagamu, penolongmu yang sepadan. tapi sekarang..

Jangankan semua peringatan, firasat, pertanda itu kau abaikan, apalagi perkataanku?
saat kata-kataku sudah tak mempan, harus lewat apa aku menasihatimu? atau, harus lewat siapa…

seems like you own my body. I know your feeling. but you dont even care about mine.

***

Tak ada yang abadi. Bahkan Sang Keabadian itu sendiri.
Ketahuilah kesayanganku,
bahwa jika pada akhirnya sosok ibu itu akan pergi mendahului, siapa yang akan menasihati dan menegurmu?
bahwa mentari pun memiliki batasan umur. Jika ia tiada, siapa yang akan menghangatkanmu?
bahwa pohon tua itu kelak akan ditebang, menyisakan kenangan dari orang-orang yang pernah dinaunginya. Siapa lagi yang akan melindungimu nanti?

nb: emm.. sometimes, you smell so bad. and i dont like it, honestly. go take a shower twice or more before you come to me. thank you.

-R-
———————————-
I decided to publish this note since you’re not here.

 

Peringatan: Tulisan ini sangat kacau, mohon dibaca…

Suatu hari ditahun 2009

*setiap kalimat menemukan penulisnya masing-masing*

Aku tertidur sambil mendengar kedua orang tuaku berbincang. Namun lambat laun suara mereka terdengar seperti dua anak perempuan yang sedang bertengkar. Oh, ternyata aku sudah masuk alam mimpi. Aku melewatkan gapuranya, berarti aku tersesat. Kuikuti saja dua suara itu, barangkali mereka sedang membicarakan restoran yang enak di sini, aku lapar. Lapar akan logika…

-terkadang, tidak perlu kata-kata untuk mengungkapkan sesuatu
+harapan terlalu mendalam telah mengubah seluruh kehidupan menjadi bencana
Lanjutkan membaca “Peringatan: Tulisan ini sangat kacau, mohon dibaca…”

dari aku, untuk kamu

aku tak berharap kasih darimu, meski kau menyayangiku. tapi aku, tak pantas dicintai. aku tak berharap dipedulikan, meski tiap manusia punya keinginan untuk diakui. tapi aku, bukan manusia. aku tak berniat menyakitimu, meski kau membunuhku. tapi aku, ular yang telah kau ganggu. aku tak berniat menelantarkanmu, meski kau membuangku. tapi aku, cepat bosan.

dari aku untuk kamu, yang gampang galau. dari aku untuk kamu, Lanjutkan membaca “dari aku, untuk kamu”

Aroma Sebuah Emosi

Disebuah siang yang terik…

R: Kurang ajar itu orang! Kalo sekali lagi dia cari gara-gara sama kamu, aku teror dia!!!

L: Udahlah, sabar… Aku yang kena kok jadi kamu yang sewot si, entar juga.. dia kena batunya sendiri. Tenang, atur napas… Tarik napas, buang pelan-pelan, atur detak jantungmu…

5 detik kemudian…

L: Bau apaan nih… *snif snif* HEH! Kamu kentut yah!!! Hoooo BOCAH!!!! SINI KAMU!!!

R: Hahahahahaha 😀 😀 KABOOOOORRR….. *ngacir*