Jangan Lagi, Aku Mohon…

301113

Aku tak tahu apa yang kau pikirkan saat ini.
Seharusnya bisa, karena kita satu otak.
Kita bukan dua orang yang memaksa berjejalan di dalam tubuh lemah ini kan?

Kemana kau kali ini?

Bukan, aku bukan ingin menyaingi sajakmu.
Bukan, aku bukan ingin berdebat denganmu.
Bukan, aku bukan ingin adu pukul denganmu.

Kali ini. Sekali ini saja. Ijinkan aku untuk berdikusi denganmu secara mendalam lagi. Ijinkan aku untuk benar-benar memohon maaf padamu. Ijinkan aku untuk membelaimu, menenangkanmu, memelukmu. Meski aku tahu, untuk membayangkan hal itu saja sudah sulit.

Hei, aku kesepian.

Maaf kalau aku pernah meragukanmu, dulu.
Sekarang aku meyakini sepenuhnya kalau kau memang ada.

Kita akan terus berjalan bersama.
Saat tiba waktunya kita tak bisa berjalan, maka kita akan tersenyum, dan bernafas sampai ke akhirnya, bersama.

Maukah kita bergandengan kembali?
Tertawa konyol saat hujan. Bergerak tak beraturan seperti murid 5 menit sebelum bel pulang. Menangis tiba-tiba dengan sebab yang sangat kompleks. Atau menjelajah lokasi baru untuk kita bercengkrama.

nb: Jangan biarkan jagung rebus itu mendingin dan es krim pemberiannya meleleh, Hal…

-L-

Bebalmu, Lelahku

http://cunelvasinverguenza.blogspot.com/2013/05/cunelva-is-tired.html http://cunelvasinverguen

221113

“Selayaknya seorang ibu yang lelah setelah seharian mengurus rumah tangga, namun tetap bersenda gurau dengan keluarganya.
Bagai matahari yang senantiasa menyinari bumi.
Seperti beringin tua yang setia memberi keteduhan bagi pengguna jalan.”

Kau pernah memberi perumpamanan seperti itu. Ya, perumpamaan tentang kehadiranku. Singkatnya, kau memohonku jadi penjaga, pendamping, sahabat karib, bahkan musuh bebuyutan. Soulmate katamu lagi.

***
“Why is everyone seems to like you more than me?!”

Kamu sering mengeluh karena lebih banyak orang yang suka sosokku ketimbang dirimu. Itu berlebihan. Bukankah mereka hanya melihat satu wujud?
Let me tell you one thing. They love me more after they know my existence cause your persoality is suck!
Am I enlighten you enough?! Your welcome, by the way.

***
“Berjanjilah untuk terus menjagaku, ”

if I beg you to let it go, would you do it?
dulu kau memohon agar aku menjadi penjagamu, penolongmu yang sepadan. tapi sekarang..

Jangankan semua peringatan, firasat, pertanda itu kau abaikan, apalagi perkataanku?
saat kata-kataku sudah tak mempan, harus lewat apa aku menasihatimu? atau, harus lewat siapa…

seems like you own my body. I know your feeling. but you dont even care about mine.

***

Tak ada yang abadi. Bahkan Sang Keabadian itu sendiri.
Ketahuilah kesayanganku,
bahwa jika pada akhirnya sosok ibu itu akan pergi mendahului, siapa yang akan menasihati dan menegurmu?
bahwa mentari pun memiliki batasan umur. Jika ia tiada, siapa yang akan menghangatkanmu?
bahwa pohon tua itu kelak akan ditebang, menyisakan kenangan dari orang-orang yang pernah dinaunginya. Siapa lagi yang akan melindungimu nanti?

nb: emm.. sometimes, you smell so bad. and i dont like it, honestly. go take a shower twice or more before you come to me. thank you.

-R-
———————————-
I decided to publish this note since you’re not here.